Dimasa perang kemerdekaan Pangeran
Diponegoro (1825-1830) Laskar Pangeran Diponegoro melakukan perang gerilya
sampai daerah bukit Menoreh. Bahkan setelah Pangeran Diponegoro ditangkap oleh
Belanda di Magelang banyak dari para prajuritnya yang tetap tinggal di sekitar
bukit Menoreh dan mendirikan pedukuhan dan Desa-desa baru di sekitar bukit
menoreh diantaranya adalah Desa Giritengah dan Desa Karanganyar.
Pembentukan Desa Karanganyar merupakan
perintah langsung dari Lurah Giritengah kepada putra mantunya untuk mengelola tanah atau daerah di sebelah
utara Desa Giritengah sebagai pemekaran dari Desa Giritengah. Beliau juga
memerintahkan 4 orang kepercayaanya untuk membantu didalam pemerintahan
didaerah baru tsb yakni: Kyai Kundi, Kyai Sutopo, Kyai Ragil dan Nyai Kalipah. Dan atas masukan dan saran dari ke empat abdinya
tersebut disepakati untuk memberi nama daerah baru tersebut dengan nama
Kelurahan Karanganyar.
Nama Karannganyar berasal dari dua kata yaitu ” PEKARANGAN”
yang berarti TANAH / DAERAH sedangakkan
kata ”ANYAR” berarti baru jadi bisa diartikan Desa Karanganyar
dengan makna sebagai daerah baru atau desa baru. Dan untuk mempermudah didalam pemerintahanya Kelurahan Karanganyar dibagi menjadi empat
pedukuhan yaitu:
Kyai Kundi untuk pedukuhan
Gunden
Kyai Aki Sutopo untuk
pedukuhan Ngasem/Dukuh
Kyai Ragil untuk pedukuhan Kragilan
Nyai Kalipah untuk pedukuhan
Klipoh
Dan sebagai krajan atau pusat pemerintahan
kelurahan Karanganyar saat itu adalah pedukuhan Klipoh.